• Saat Rasa Bersalah Menghantui



    Sobat, manusia adalah insan yang tidak luput dari kesalahan. Jika kita mau menghitungnya dari kecil, alangkah banyak kesalahan yang telah kita lakukan. Namun dengan pendidikan,baik dari orangtua, sekolah maupun dari orang-orang di sekitar kita, kita menjadi tahu mana yang benar dan mana yang salah. Perlahan-lahan kita menjadi paham apa yang boleh dilakukan dan yang tidak. Adanya norma-norma, aturan dan nilai-nilai dalam kehidupan menuntun kita agar tidak terjerumus kepada perbuatan yang salah.

    Akan tetapi sebagai manusia biasa, meskipun kita sudah menerima begitu banyak pendidikan tentang hal yang benar dan salah tidak membuat kita menjadi manusia suci yang luput dari kesalahan. Kesalahan-kesalahan itu pasti pernah kita lakukan, terlepas dari apakah itu kesalahan kecil maupun kesalahan besar yang berakibat fatal.

    Suatu kesalahan yang telah kita lakukan, tidak akan pernah kita mundurkan kembali supaya kesalahan tersebut tidak pernah terjadi. Waktu tidak bisa ditarik kembali. Anda saja manusia bisa memutar waktu, pasti kita ingin kesalahan tersebut tidak pernah ada. Namun kenyataannnya kita tidak bisa menarik apa yang telah terjadi.
    Nah bagaimana jika kita dihantui oleh rasa bersalah?
    1.   Menyesali kesalahan
    Siapa bilang menyesal tidak ada gunanya? Penyesalan sangat berguna karena penyesalan tersebut timbul setelah kita menyadari kesalahan yang telah kita lakukan. Dengan adanya penyesalan tersebut minimal kita mengetahui efek buruk dari kesalahan yang telah kita lakukan dan berniat dalam hati untuk tidak mengulangi lagi.


    2.   Meminta maaf
    Kesalahan yang kita lakukan mungkin telah menyakiti hati orang lain. Bahkan karena kesalahan tersebut, hubungan baik kita yang telah terjalin lama bisa ungkai begitu saja. Jangan ragu untuk meminta maaf. Salah satu bentuk penyesalan kita adalah dengan meminta ampun kepada Tuhan dan meminta maaf kepada manusia. Apa pun tanggapan orang itu, terserah mereka. Ada yang dengan hati ikhlas memaafkan kita dan kembali mau menjalin hubungan baik dengan kita. Ada yang mau memaafkan kita namun tetap menjaga jarak dengan kita. Ada juga tipe manusia yang tidak mau memaafkan karena bisa jadi kesalahan yang telah kita lakukan padanya begitu fatal dan membuatnya begitu terluka.

    Tidak usah bersedih jika ia tidak mau memaafkan. Yang penting kita sudah berniat baik untuk memnta maaf dan menyesali kesalahan kita. Itu hak mereka, memafkan atau tidak. Namun manusia yang bijak pasti menyadari bahwa tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Manusia yang baik juga pasti mau memaafkan karena ia tahu Allah menyukai hamba-Nya yang pemaaf.

    3.   Perbaiki diri
    Setelah kita menyesali kesalahan yang kita lakukan, saatnya kita memperbaiki diri. Yang berlalu biarlah berlalu. Mereka mungkin sulit melupakan dan memaafkan kesalahan kita padanya. Namun buktikanlah bahwa kita saat ini adalah kita yang lebih baik dari yang dulu. Jika dulu kita adalah orang yang egois, perbaiki diri sehinggga memiliki kepribadian yang menyenangkan. Jika dulu kita orang yang temperamental, atau terlalu sensitive, perbaiki diri sehingga memiliki sikap yang menawan hati. Jika sebelumnya kita orang yang tidak teliti, orang yang suka memfitnah, dan berbagai sikap jelek lainnya, ubahlah segera menjadi sikap-sikap yang baik.
    Setidaknya kita tidak menambah daftar orang-orang yang membenci kita atau yang sakit hati karena kesalahan yang kita lakukan.

    Ingat, berhati-hatilah dalam bersikap maupun berbicara. Pikir dulu sebelum melakukan sesuatu. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang berakibat fatal dan merugikan diri sendiri. Apalagi dengan kesalahan tersebut kita jadi kehilangan orang-orang terdekat dan orang-orang yang kita sayangi.

    ***
    CacangTinggi, 27 Oktober 2013 (Berdasarkanpengalaman pribadi, hiks)

    Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar