• Dampak Efek Gas Rumah Kaca Terhadap Pemukiman serta Solusinya


    Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Sedangkan efek rumah kaca sendiri yaitu proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

    Gas Rumah Kaca yang berada di atmosfer (troposfer) dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu, Gas Rumah Kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan, serta aktivitas pertanian dan peternakan. Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti H2O (uap air), CO2 (karbon dioksida), O3 (ozon), CH4 (metana), N2O (dinitrogen oksida), CFC (cholorofluorokarbon : CFC R-11 dan CFC R-12), dan gas lainnya seperti HFCS, PFCS, dan SF6 .

    Proses terjadinya efek gas rumah kaca, yaitu sinar matahari memancarkan radiasi ultraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi dan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer akan meneruskan radiasi inframerah ini ke luar angkasa. Namun, dengan adanya gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer akan menyebabkan dipantulkannya kembali radiasi inframerah ini ke bumi. Ditambah dengan radiasi ultraviolet dari matahari, maka akan menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi.





    Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

    Naiknya permukaan air laut sebagai akibat dari efek gas rumah kaca akan memiliki dampak lanjutan terhadap pemukiman, yaitu pemukiman akan rentan terhadap banjir dan terkena abrasi pantai terutama pada daerah dataran rendah dan daerah pasang surut, seperti terlihat pada gambar berikut:






               Berbagai upaya telah dilakukan para ahli untuk menanggulangi dampak efek gas rumah kaca terhadap pemukiman. Beberapa teknologi terapan pun telah diciptakan sebagai solusi untuk menanggulangi dampak efek gas rumah kaca ini terhadap pemukiman penduduk. Solusi tersebut antara lain:

    1.  Tindakan preventif (pengurangan emisi CO2) dengan cara membangun model bentuk perumahan dan pemukiman perkotaan yang rendah emisi CO2. Konsep teknologinya berupa konsep compact site plan, konsep tata hijau, konsep one house one tree on maisonette building, konsep roof garden, dan penggunaan material konstruksi yang ramah lingkungan. Dengan upaya ini setidaknya kita dapat mengurangi sumbangan gas rumah kaca ke atmosfer bumi sehingga suhu bumi tidak semakin panas dan pemukiman yang ditempati penduduk pun menjadi nyaman dan segar.

    2.      Tindakan adaptasi dengan cara:

    a.   Menerapkan teknologi rumah untuk kawasan pasang surut. Adapun konsep teknologinya adalah rumah terapung untuk kawasan hunian yang berasa pada teian sungai dan kawasan genangan air dengan memanfaatkan system rakit berupa drum plastik untuk menopang beban mati dan hidup bangunan.

    b. Teknologi sanitasi untuk daerah muka air tinggi. Konsep teknologinya yaitu sistem pengolahan limbah rumah tangga untuk daerah muka air tanah tinggi menggunakan desinfektan dan media karbon, air buangan dapat langsung disalurkan ke drainase umum, tidak memerlukan resapan dan ramah lingkungan.

    c. Model pengolahan sampah untuk daerah pasang surut. Teknologinya yaitu tempat pembuangan akhir sampah di daerah pasang surut.

        Dengan teknologi-teknologi tersebut diharapkan dapat mencegah dan menanggulangi dampak efek gas rumah kaca terhada pemukiman. Konsep pemukiman hijau akan mengurangi gas karbon sebagai gas rumah kaca sehingga pemanasan global dapat dikurangi. Selain itu pengolahan limbah juga merupakan poin penting yang harus diterapkan dalam pemukiman, sebab limbah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca. Sedangkan sampah merupakan penghasil gas metana yang juga dapat menyebabkan efek gas rumah kaca. Dengan adanya teknologi pengolahan samah akan mengurangi dampak gas-gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca tersebut.

       Upaya ini tentunya tidak akan berhasil jika tidak adanya kesadaran dari masyarakat. Untuk itu pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menanggulangi efek gas rumah kaca terhadap pemukiman. Hal-hal kecil dan sederhana jika dilakukan secara terus-menerus oleh semua pihak akan berdamak besar bagi bumi ini. Tentunya kita tidak ingin bumi semakin panas oleh gas rumah kaca dan pemukiman penduduk juga terancam oleh dampak-dampak yang telah disebutkan di atas. Karena itulah diperlukan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak untuk menanggulangi efek gas rumah kaca ini terhadap pemukiman secara khusus dan terhada bumi yang kita cintai ini secara keseluruhan.






    Artikel ini diikutkan dalam sayembara penulisan blog balitbangPU http://litbang.pu.go.id/events/sayembara-penulisan-blog-2013



    Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar