Hakikat Model Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS)
a.
Pengertian
Think Pair Share (TPS)
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan
model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Pengertian Think Pair Share menurut Trianto (2010:81) adalah
:” Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi interaksi siswa”. Sedangkan menurut Suyatno (2009: 54) mengatakan bahwa : “TPS
adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara
eksplinsit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara
mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berfikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain)”.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat kita ambil kesimpulan Think Pair Share (TPS)
adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerjasama dalam
kelompok-kelompok kecil dengan tahap thinking
( berfikir), pairing (berpasangan),
dan sharing ( berbagi).
b.
Keunggulan Think
Pair Share
Model pembelajaran tipe TPS ini memiliki beberapa
keuntungan. Menurut Kunandar, (2009:367) menyatakan bahwa ”tipe think pair share memiliki
keuntungan yaitu “mampu mengubah
asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselengarakan dalam setting
kelompok kelas secara keseluruhan”.
Dan menurut Buchari (2009:91) menyatakan bahwa “ prosedur
yang digunakan dalam think pair share
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
bantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca
tugas”.
Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa TPS merupakan teknik sederhana yang mempunyai keuntungan
dapat mengoptimalkan partisipasi siswa dalam mengeluarkan pendapat, dan
meningkatkan pengetahuan. Siswa meningkatkan daya pikir (thinking)
terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam kelompok berpasangan (pariing), kemudian di bagi ke dalam kelompok (sharing).
Pada tipe TPS setiap siswa saling
berbagi ide, pemikiran atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan
yang diberikan oleh guru, dan bersama-sama mencari solusinya. Hal ini dapat
membuat siswa meninjau dan memecahkan permasalahan yang dari sudut yang
berbeda, namun menuju ke arah jawaban yang sama.
c.
Tujuan Think Pair Share (TPS)
Tujuan think pair share tidak jauh berbeda dengan tujuan dari model pembelajaran kooperatif.
Menurut Nurhadi (2004:66) tujuan dari TPS adalah ”tujuan secara umumnya adalah
untuk meningkatkan penguasaan akademik, dan mengajarkan keterampilan sosial”.
Selanjutnya menurut Trianto (2009:59) berpendapat bahwa
“Tujuan pembelajaran kooperatif TPS adalah a) dapat meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik, b) unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit, c) membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis.
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari model kooperatif
tipe TPS adalah untuk meningkatkan penguasaan akademik, mengajarkan
keterampilan sosial dan membantu siswa dalam menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis, serta meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep yang
sulit
d. Karakteristik Think
Pair Share (TPS)
Untuk
mengetahui tentang model kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) kita juga perlu mengetahui karakteristiknya Menurut Atik
(2007:5) menyatakan karakteristik model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ada 3 langkah utama yang dilaksanakan dalam
proses pembelajaran, yaitu langkah Think
(berpikir secara individu), pair (berpasangan)
dan share (berbagi jawaban dengan
pasangan lain atau dengan seluruh kelas). Secara rinci dapat diuraikan sebagai
berikut:
1)
Think ( berpikir)
Pada tahap think, guru mengajukan suatu pernyataan atau
masalah yang dikaitkan dengan pembelajaran, siswa ditugasi untuk berpikir
secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Dalam menentukan
batasan waktu pada tahap ini guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar
siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Kelebihan dari tahap ini adalah
adanya teknik “time” atau waktu
berfikir yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir mengenai jawaban
mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu,
guru dapat mengurangi masalah adanya siswa yang berbicara, karena tiap siswa
memiliki tugas untuk dikerjakan sendiri.
2)
Pair (berpasangan)
Langkah kedua ini guru menugasi siswa untuk berpasangan
dan diskusikan mengenai apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama proses
ini dapat menghasilkan jawaban bersama. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi
mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil yang didapat menjadi
lebih baik karena siswa mendapat tambahan informasi dan pemecahan masalah yang
lain.
3)
Share (berbagi)
Pada langkah akhir ini guru menugasi pasangan-pasangan
tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka
dengan pasangan yang lain atau dengan seluruh kelas. Pada langkah ini
akan menjadi lebih efektif apabila guru berkeliling dari psangan satu kepasangan
yang lainnya. Langkah share (berbagi)
merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumny, dalam arti bahwa
langkah ini menolong semua kelompok untuk menjadi lebih memahami mengenai
pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok lain.
e.
Langkah-
Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Think
Pair Share (TPS)
Model koopratif tipe Think
Pair Share (TPS) mempunyai langkah-langkah pembelajran tersendiri walaupun
tidak terlepas dari konsep umum langkah-langkah kooperatif. Langkah-langkah TPS
menurut Kunandar (2009:367) sebagai berikut:
1) Langkah 1: Berpikir (Thinking),
yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan
siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu
tersebut. 2) Langkah 2: Berpasangan (Pairing), yakni guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang dipikirkan. 3)
Langkah 3: Berbagi (Sharing), yakni
guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan
kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Pendapat di atas dipertegas lagi oleh Nurhadi (2004:67)
yaitu:
1) Berpikir (thinking), yaitu guru mengajukan
pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran kemudian siswa diberikan
waktu satu menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. 2)
Berpasangan (pairing), yaitu guru
meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang
telah dipikirkan. 3) Berbagi ( sharing),
dimana guru meminta pasangan- pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama
dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Sedangkan sintak-sintak TPS
menurut Suyatno (2009:54) adalah:
Guru
menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja
kelompok dengan cara berpasangan sebangku-
sebangku (Think- pair), presentasi
kelompok (share), kuis individual,
buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Kemudian
dijelaskan oleh
Buchari (2009:91) sintak- sintak
TPS sebagai berikut:
Pertanyaan
diajukan untuk keseluruhan kelas, lalu setiap siswa memikirkan jawabanya,
kemudian siswa dibagi berpasangan dan diskusi. Pasangan ini melaporkan hasil diskusinya dan berbagai pemikiran dengan
seluruh kelas.
Dari beberapa
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunaan
tipe Think Pair Share yaitu
dengan memberikan suatu masalah kepada
siswa sehingga siswa berpikir sendiri tentang masalah yang telah diberikan. kemudian
siswa diminta duduk berpasangan untuk mendiskusikan masalah yang telah
diberikan, lalu masalah yang telah didiskusikan tersebut dipresentasi/ditampilkan
di depan kelas agar siswa bisa berbagi dengan siswa yang lain tentang apa yang
telah didiskusikan. Pada kegiatan ini guru akan berkeliling dari pasangan yang
satu ke pasangan yang lainnya untuk menerima dan memantau laporan dari siswa
tentang apa yang telah mereka diskusikan.
Jadi berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menggunakan
langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Kunandar karena menurut peneliti langkah-langkah
tersebut mudah dipahami dan peneliti rincikan sehingga pembelajaran yang
diberikan dengan mudah akan dikuasai oleh siswa sebab mereka bisa bekerjasama
dengan baik.
Daftar Rujukan:
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Surabya:
Masmedia Buana Pustaka
Kunandar
.2009. Guru Professional Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru.Jakarta:
Rajawali Press.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Konstekstual (Context Acing And
Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:Universitas Negeri Malang.
Trianto.
2010.Mendesain model pembelajaran
inovatif-progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.
Artikel Terkait:
LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ LukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia