• Pendekatan Pembelajaran



    a.    Pengertian Pendekatan Pembelajaran
                          Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
                          Menurut Syaiful (2003:62) “Menyatakan pendekatan merupakan suatu pandangan guru terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran”.
                          Dipertegas oleh Nurma (2009:1) menyatakan bahwa “Pendekatan lebih menekankan pada strategi dan perencanaan”.pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak dalam melaksanakan pembelajaran kerena pendekatan yang dipilih dapat membantu kita dalam mencapai tujuan pembelajaran.
                          Jadi dapat diketahui bahwa pendekatan pembelajaran itu merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh guru kepada siswa sehingga akan menumbuhkan hasil belajar yang menyenangkan serta tercapailah proses pembelajaran yang diinginkan guru.
    b.   Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
              Dalam konstruktivisme pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan, karena konstruktivisme ini merupakan proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran.
                            Pendekatan konstruktivisme merupakan teori yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi.
                            Menurut Muhammad (2004:2) bahwa ”pandangan belajar  teori konstruktivisme adalah guru tidak hanya semata-semata memberikan pengetahuan kepada siswa, tapi siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri”. Guru harus membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa untuk menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan sendiri pendekatan mereka untuk belajar.
                            Sedangkan menurut Nurhadi (2003:33) pendekatan kontruktivisme adalah suatu pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu informasi komplek kesituasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran peserta didik membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan siswa  menjadi pusat kegiatan.
                            Serta menurut Kunandar (2006:301) pendekatan konstruktivisme adalah landasan berfikir pembelajaran kontekstual yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.
                            Berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa pendekatan konstruktivisme merupakan suatu pendekatan yang bersifat membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada siswa dengan ilmu yang baru dalam pembelajaran yang aktif untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
    c.    Prinsip Pendekatan konstruktivisme
              Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Konstruktivime akan mengaktifkan siswa secara aktif  sehingga pembelajaran yang didapat oleh siswa lebih didasarkan pada proses pencapaian pengetahuan itu bukan pada hasilnya.
              Prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pembelajaran. Menurut Suparno (1999:73) ada beberapa prinsip dari konstruktivisme antara lain:
    ”(1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif (2) Tekanan dalam pembelajaran terletak pada siswa (3) Mengajar adalah membantu siswa belajar (4) Tekanan dalam pembelajaran lebih pada proses bukan pada akhir (5) Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa (6) Guru adalah fasilitator”.

    Sedangkan menurut Brooks & Brooks (dalam Subana, 2001:47)”prinsip konstruktivisme yaitu 1) ajukan masalah yang relevan dengan siswa, 2) struktur pembelajaran pada konsep-konsep eensial, 3) usahakan menemukan dan menilai pandangan siswa, 4) adaptasikan kurikulum, dan 5) ukur belajar siswa dalam konteks belajar.
                            Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme antara lain siswa aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuan baru sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam mengkonstruksikan pengetahuan tersebut sebagaimana tuntunan kurikulum.
    d.   Karakteristik Pembelajaran Konstruktivisme
              Adapun karakteristik pendekatan konstruktivisme menurut Driver (dalam Paul, 1996:69) bahwa karakteristik pembelajaran konstruktivisme adalah:
     “(1) Orientasi ialah siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik  (2) Elicitasi ialah membantu siswa untuk mengungkapkan idenya secara jelas (3) Retrukturisasi ide terdiri dari klarifikasi ide, membangun ide yang baru, mengevaluasi ide baru dengan eksperimen (4) penggunaan ide dalam banyak situasi (5) Review adalah bagaimana ide itu berubah “.

    Sedangkan menurut Smorgansbord (1997:54)) menyatakan beberapa karakteristik tentang konstruktivisme yaitu :
      ”1) pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya 2) belajar merupakan penasiran personal tentang dunia 3) belajar merupakan proses yang aktif dimana makna diembangkan berdasarkan pengalaman 4) pengetahuan tumbuh karena adanya  perundingan makna melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi 5) delajar harus disituasikan dalam kehidupan yang nyata”.

                            Dari karakteristik pendekatan konstruktivismedi atas jelaslah bahwa dalam pembelajaran IPS dapat terlaksana, karena dalam pembelajaran IPS siswa dapat membina pengetahuannya dari pengalaman di lingkungan. Dengan demikian, siswa dapat memahami akan lingkungan sekitarnya
    e.    Langkah Pelaksanaan Pendekatan Konstruktivisme
                Dengan pendekatan konstruktivisme ini yang sangat penting kita ketahui adalah bahwa dalam proses belajar siswa yang mendapatkan tekanan, siswa yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru maupun orang lain. Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman dari pengalaman dapat ditemukan pengetahuan baru serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
                Langkah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, menurut Nurhadi (2003:39) bahwa penerapan konstruktivisme muncul dengan lima langkah pembelajaran yaitu sebagai berikut: “1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada 2) Pemerolehan pengetahuan baru 3) Pemahaman pengetahuan 4) Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh 5) Melakukan refleksi”.
                            Berikut ini akan dijabarkan lima langkah pembelajaran menurut Nurhadi (2003:40) yaitu:
    1)                 Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Pengetahuan awal yang sudah dimiliki peserta didik akan menjadi  dasar awal untuk mempelajari informasi baru. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara pemberian pertanyaan terhadap materi yang akan dibahas. 2).Pemerolehan pengetahuan baru. Pemerolehan pengetahuan perlu dilakukan secara keseluruhan tidak dalam paket yang terpisah-pisah. 3). Pemahaman pengetahuan. Siswa perlu menyelidiki dan menguji semua hal yang memungkinkan dari pengetahuan baru siswa. 4). Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh. Siswa memerlukan waktu untuk memperluas dan memperhalus stuktur pengetahuannya dengan cara memecahkan masalah yang di temui. 5). Melakukan refleksi. Pengetahuan harus sepenuhnya dipahami dan diterapkan secara luas, maka pengetahuan itu harus dikontekstualkan dan hal ini memerlukan refleksi.

    Sedangkan menurut Kunandar (2007:307) langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme antara lain
    ”1) carilah dan gunakanlah pertanyaan dan gagasan siswa untuk menuntun pelajaran dan keseluruhan unit pembelajarn 2) biarkan siswa mengemukakan gagasan-gagasan mereka dulu 3) kembangkan kepemimpinan, kerja sama, pencarian informasi, dan aktivitas siswa sebagai hasil dalam proses belajar 4) gunakan pemikiran, pengalaman, dan minat siswa untuk mengarahkan proses pembelajaran 5) kembangkan penggunakan alternatif sumber informasi baik dalam bentuk bahan tertulis maupunbahan-bahan para pakar. 6) usahakan agar siswa mengemukakan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa 7) carilah gagasan-gagasan siswa sebelum guru menyajikan pendapatnya.8) buatlah agar siswa tertantang dengan konsepi dan gagasan-gagasan mereka sendiri 9) sediakan waktu cukup untuk berefleksi dan menganalisis menghormati gagasan siswa 10) doronglah siswa untuk melakukan analisis sendiri, mengumpulkan bukti nyata untuk mendukung gagasannya sesuai dengan pengetahuan baru yang dipelajarinya 11) gunakanlah masalah yang diidentifikasikan oleh siswa sesuai dengan minantya dan dampak yang akan ditimbulkannya 12) gunakan sumber-sumber lokal sebagai sumber informasi asli yang digunakan dalam pemecahan masalah. 13) libatkan siswa dalam mencari pemecahan masalah yang ada dalan kenyataan. 14) perluas belajar seputar jam pelajaran, ruangan kelas, dan lingkungan sekolah. 15) pusatkan perhatian pada dampak sains pada setiap individu siswa 16) tekankan kesadaran karir terutama yang berhubungan dengan sains dan teknologi”.

                Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan Langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme  yang cocok digunakan dan dilaksnakan pada pembelajara IPS yaitu: Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, pemerolehan pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh dan, melakukan refleksi. Maka siswa merasakan arti pentingnya pembelajaran IPS dan menerapkan di lingkungan tempat tinggal mereka. Sehingga pengetahuan yang baru mereka peroleh dapat mereka terapkan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
    f.     Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
              Dalam penerapannya, pendekatan konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Ella (2004:55) menjelaskan bahwa pendekatan konstruktivisme membantu siswa menguasai tiga hal , yaitu:
    (1) Siswa diajak memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalamannya yang berbeda. (2) Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.(3) Pemahaman konstruktivisme, yaitu membangun dan mengetahui  bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi  kehidupan nyata. 
              Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme memiliki berbagai kelebihan antara lain:
     (a) Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa akan aktif dalam pembelajaran (b) Menjadikan proses pembelajaran tersebut menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa (c) Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya (d) Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan belajar (e) Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena setiap jawaban siswa ada penilaiannya (f) Memupuk kerjasama dalam kelompok.

                            Dengan adanya kelebihan pada pendekatan konstruktivisme ini maka siswa di harapkan dapat  menyelesaikan masalah dengan berbagai cara, jadi peserta didik akan terlatih untuk dapat menerapkannya dengan situasi yang berbeda atau baru.
                            Selain memiliki kelebihan pendekatan konstruktivisme juga memiliki kekurangan. Namun kekurangan ini dapat kita atasi seperti: (a) Siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya (b) Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah (c) Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar dalam menanti temannya yang belum selesai.
                            Dari uraian tadi dapat disimpulkan  kelemahan pendekatan konstruktivisme dapat ditolerir, maka guru hendaknya dapat membimbing siswa agar dapat menemukan jawabannya, kemudian guru menambah waktu belajar bagi siswa yang lemah dalam proses pembelajaran, serta memberikan nasehat agar menghargai teman dalam belajar Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.



    Daftar Rujukan

    Nurma. 2009. Pengertian Metode dan Pendekatan

    Mohamad, Nur. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri  Surabaya.

    Ella, Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Pakar Raya
    Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

    Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang
    Paul, Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius



    Artikel Terkait: