A. Kekhasan Perkembangan Fisik
Anak sekolah dasar di Indonesia pada umumnya berada pada rentang usia 6-12
tahun. Perkembangan fisik anak SD mencakup aspek-aspek tinngi badan dan berat
badan, proporsi tubuh dan dampak-dampak psikologis yang dapat
ditimbulkan. Apabila kita perhatikan anak-anak yang sedang berbaris di depan kelas, dapat
dilihat bahwa terdapat perbadaan ukuran jasmani. Ada anak yang tinngi, pendek,
kurus dan gemuk dengan beraneka ragam bentuk.
1. Tinggi badan
Bila
dibandingkan dengan masa usia dini dan masa remaja, pertumbuhan fisik anak pada
usia SD lebih cenderung lebih lambat dan relative konsisten. Laju perkembangan
seperti iini berlangsung sampai terjadinyya perubahan-perubahan besar pada masa
awal pubertas.
2. Proporsi dan bentuk tubuh
Anak-anak
SD pada kelas-kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang
seimbang. Pada kelas-kelas akhir SD , lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati
keseimbangan. Kekurangseimbangan tubuh anak dapat dilihat pada bagian kepala,
badan, dan kaki. Kondisi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak
psikologis tertentu pada anak.
Kondisi proporsi tubuh yang kuran
seimbang dan bentuk tubuh yang berkelainan dapat menumbuhkan sikap-sikap
negative, berupa kekurangpuasan atau bahkan penolakan terhadap dirinya sendiri
(selfrejection). Hal ini dapat berpengaruh pada perkembangn kepribadian anak
khususnya pada pembentukan kesan terhadap tubuh (body image) dan konsep dirinya
(self consept).
3. Otak
Pertumbuhan
otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan
individu. Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku
serta kecerdasan pada anak
4. Keterampilan motorik
Selama
masa anak-anak, kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih halus dan lebih
terkontrol daripada masa sebelumnya. Pada saat berusia 10-11 tahun anak-anak
biasanya sudah mampu melakuakn berbagai jenis kegiatan olahraga seperti:
mendaki, berenang, dan bersepeda.
B. Perkembangan Perceptual
Perkembangan perceptual anak
erat kaitannya dengan perkembangan sel dan jaringan otak (kartadinata.
1997:57). Aktivitas perceptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap
lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada individu
melalui alat-alat indra yang diteruskan ke otak.
Secara garis besar ada tiga
proses aktivitas perceptual yang perlu dipahami,yaitu :
1. Sensasi
Merupakan
peristowa penerimaan informasi oleh indra penerima, sensasi biasanya berlangsung di saat terjadi kontak antara
informasi dengan indra penerima.dimana dalam sensasi terjadi proses deteksi
informasi secara indrawi.
2. Persepsi
Merupakan
interprestasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima dimana
terjadi proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
Contohnya : adanya perbedaan suara mobil, suara binatang, suara music dan
sejenisnya
3. Atens
Lebih
mengacu kepada selektifitas persepsi, dengan atensi kesadaran seseorang bisa
tertuju kepada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek-objek
lainnya.
C. Implikasi Bagi Penyelenggaraan Pendidikan Di Sekolah Dasar
Hal lain yang perlu disadari kembali bahwa
perkembangan biologis dan perceptual anak itu memiliki hubungan dengan
aspek-aspek perkembangan lainnya. Artinya permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam perkembangan fisik dan perceptual anak bisa berdampak negative
terhadap aspek-aspek perilaku lainnya. Perhatian pendidik terhadap aspek ini
bukan sekedar untuk kepentingan perkembangan fisik semata melainkan untuk
kepentingan perkembangan dan aktivitas belajar secara keseluruhan.
Pemahaman kita tentang karakteristik perkembangan
fisik anak serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi-konsekuensi
yang dapat ditimbulkannya akhirnya membawa bebebrapa implikasi praktis bagi
penyelenggaraan pendidikan di SD. implikasi-impliksai tersebut khususnya
berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan secara umum, pemeliharaan
kesehetan, serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Kartadinata. Sunaryo. Dkk. (1996/1997). Landasan-Landasan Pendidikan Sekolah Dasar.
Jakarta : Depdikbud.
Wahab, Rochmat, dkk. (1998/1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Depdikbud.
Arief, Darnis dan Khairanis. 2000 . Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Padang: DIP UNP
Artikel Terkait:
0 komentar: